Jumat, 25 Januari 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DENGAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI PADA SISWA KELAS IV DAN V DI SDN 1 KALONGAN KECAMATAN PURWODADI


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak yang berada pada masa ini berkisar antara usia 6-12 tahun, masa bersekolah dalam periode ini sudah menampakkan kepekaan untuk belajar sesuai dengan sifat ingin tahu anak. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan memberikan prioritas kepada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dengan tidak mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan, termasuk pada anak usia sekolah dasar agar tercapai derajat kesehatan secara optimal. Adapun untuk menunjang upaya kesehatan yang optimal maka upaya dibidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 2000).
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa (hidayat, 2008).
1
  Pembangunan  kesehatan  diselenggarakan  dengan  memberikan prioritas kepada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dengan tidak  mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan, termasuk pada anak usia sekolah dasar agar tercapai derajat kesehatan secara optimal. Adapun untuk menunjang upaya kesehatan yang optimal maka upaya dibidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 2000). 
Gigi merupakan  satu  kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain.
Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya,
sehingga akan  mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu faktor yang dapat
merusak gigi adalah makanan dan minuman, yang mana ada yang menyehatkan gigi dan ada pula yang merusak gigi. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya makanan dan  minuman, tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan bagian yang penting dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin dari kesehatan gigi karena banyak penyakit umum mempunyai gejala-gejala yang dapat dilihat dalam mulut (Kawuryan, 2008).
Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan,  kesadaran  masyarakat dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatan. Namun sebagian besar orang mengabaikan kondisi kesehatan gigi secara keseluruhan. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan (Pratiwi, 2007).
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007 Republik Indonesia mendapatkan informasi tentang Kesehatan Gigi dan Mulut, seperti tercantum dalam tabel berikut :
Tabel 1.1 Komponen D, M, F dan Index DMF-T menurut Karakteristik Responden, Riskesdas 2007.
Karekter responden
Kelompok umur
D-T
(X)
M-T
(X)
F-T
(X)
Indeks DMF-T
12
0,57
0,24
0,07
0,91
15
0,74
0,33
0,02
1,14
18
0,90
0,47
0,04
1,41
35- 44
1,44
2,89
0,08
4,46
65 +
1,16
16,99
0,14
18,33

Keterangan :
D-T  (Tooth Decay)     : Rata2 jumlah gigi gigi berlubang per orang
M-T (Tooth Missing)   : Rata2 jumlah gigi dicabut/indikasi
F-T  (Tooth Filling)     : Rata2 jumlah gigi ditumpat
DMF-T                        : Rata2 jumlah kerusakan gigi per orang (baik yang        masih berupa decay, dicabut maupun ditumpat)
Tabel  di atas menunjukkan jumlah kerusakan gigi meningkat seiring dengan peningkatan umur berdasarkan Indeks DMF-T (Decay Missing Filled-Teeth), Pencegahan gangguan kesehatan gigi dapat dilaksanakan sedini mungkin, dengan melaksanakan perawatan kesehatan gigi (Riskesdas, 2007).
      Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu mendapat perhatian khusus sebab pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan gigi sebelumnya akan berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti (Wahyuningrum, 2002).
Masalah kesehatan masyarakat termasuk penyakit ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu faktor perilaku dan non perilaku (Notoatmodjo,2005).
Angka kerusakan gigi di Indonesia berdasarkan survei kesehatan yang dilakukan Departemen Kesehatan RI pada 2001 menemukan sekitar 70 persen penduduk Indonesia berusia 10 tahun ke atas pernah mengalami kerusakan gigi. Pada usia 12 tahun, jumlah kerusakan gigi mencapai 43,9 persen, usia 15 tahun mencapai 37,4 persen, usia 18 tahun 51,1 persen, usia 35-44 mencapai 80,1 persen, dan usia 65 tahun ke atas mencapai 96,7 persen (Hamsafir, 2010).
Menurut DinKes Kabupaten Grobogan pada tahun 2011, angka kerusakan gigi berjumlah 6297orang. Angka kejadian karies gigi berjumlah 1.174 orang. Keluhan pulpa dan periapika berjumlah 1.963 orang. Keluhan gusi dan periodental berjumlah 3.160 orang.
Berdasarkan hasil observasi bulan mei 2012 pada siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri  1 Kalongan  didapatkan siswa yang mengalami kerusakan gigi sebanyak 41 siswa, kelas IV sebanyak 23 siswa dan kelsa V sebanyak 18 siswa. hal ini dikarenakan rata – rata diantara mereka banyak yang malas menggosok gigi. Sebagian besar mereka mengatakan bahwa mereka kurang mengerti cara memelihara kesehatan gigi dan mereka tidak pernah diberikan pengetahuan tentang kesehatan gigi. Usaha Kesehatan Sekolah atau UKS hanya difungsikan 3 bulan sekali, yang meliputi penjaringan kesehatan, penyuluhan, dan pemeriksaan fisik gigi. Tapi banyak terdapat pedagang yang berjualan seperti coklat, Es manis dan makanan yang manis-manis di sekitar SD tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ‘’ Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dengan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi pada Siswa Kelas IV dan V di SDN 1 Kalongan  ‘’
B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas penulis dapat merumusan masalah penelitian sebagai berikut Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dengan perilaku pemeliharaan gigi pada siswa kelas IV dan V di SDN 1 Kalongan ?
C.  TUJUAN
1.    Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi  dengan perilaku pemeliharaan gigi pada siswa kelas IV dan V di SDN 1 Kalongan.
2.    Tujuan Khusus
a.    Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi pada siswa kelas IV dan V di SDN 1 Kalongan.
b.     Untuk mengetahui perilaku pemeliharaan gigi pada siswa kelas IV dan V di SDN 1 Kalongan.
c.     Untuk mengetahui sejauhmana hubungan tingat pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi dengan perilaku pemeliharan gigi pada siswa kelas IV dan V di SDN 1 Kalongan.


D.  MANFAAT PENELITIAN
1.    Teoritis
a.    Bagi penelitian
Peneliti dapat memperoleh gambaran dan menambah pengetahuan tentang kesehatan gigi dan perilaku pemeliharan kesehatan gigi.
b.    Bagi peneliti selanjutnya
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan sebagai referensi tentang memelihara kesehatan gigi  yang mempengaruhi tingkat pengetahuan kesehatan gigi dengan perilaku pemeliharan gigi pada siswa kelas IV dan V di SDN 1 Kalongan.
2.    Praktisi
a.    Bagi responden
Supaya siswa tetap menjaga dalam perilaku pemeliharaan kesehatan gigi  yang mempengaruhi tingkat kesehatan gigi.
b.    Bagi instansi kesehatan
Sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kesehatan gigi di SDN 1 Kalongan